Jenis-jenis tanah di negara kita sangat beraneka ragam, diantaranya tanah vulkanik, tanah humus, tanah kapur, tanah berpasir dan lain-lain.
Dalam mempelajari keseimbangan ekosistem, kita harus mengetahui komponen-komponen ekosistem yang ada di dalamnya. misalnya komponen biotik (komponen hidup) terdiri atas tumbuhan dan hewan. Selain itu komponen abiotik (komponen tak hidup) juga berpengaruh dalam keseimbangan ekosistem. seperti yang kita ketahui ekosistem adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik.
Tanah juga merupakan salah satu komponen abiotik, berikut ini penjelasannya:
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Pada awalnya jenis tanah dikalsifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu :
- Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi,
- Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa faktor lokal terutama bahan induk dan relief,
- Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan profil dan dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah.
Kemudian dalam
perkembangannya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan sifat tanah
(taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh USDA
(United State Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang dikenal
dengantujuh pendekatan dan sejak tahun 1975 dikenal dengan nama
taksonomi tanah. Sistem ini bersifat alami berdasarkan karakteristik
tanah yang teramati dan terukur yang dipengaruhi oleh proses genesis.
Berdasarkan ada tidaknya horizon penciri dan sifat penciri lainnya maka
dalam taksonomi tanah dibedakan atas enam kategori yakni ordo,
subordo, greatgroup, subgroup, family dan seri. Pada edisi Taksonomi
tanah tahun 1998 terdapat 12 ordo jenis tanah. Keduabelas ordo tersebut
adalah Alfisols, Andisols, Aridisols, Entisols, Gelisols, Histosols,
Inceptisols, Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam Vertisols.
- Alfisols. Tanah yang
mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik dengan kejenuhan basa
sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering. Jenis tanah yang
ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik merah
kuning dan planosols.
- Andisols. Merupakan jenis
tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai sifat andik. Tanah yang
ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah andosol.
- Aridisol. Tanah yang berada
pada regim kelengasan arida atau tanah yang rgim kelengasan tanahnya
kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah coklat
(kemerahan) dan tanah arida (merah).
- Entisols. Tanah yang belum
menunjukkan perkembangan horizon dan terjadi pada bahan aluvian yang
muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah aluvial,
regosol dn tanah glei humus rendah.
- Gelisols. Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis ini tidak dijumpai di Indonesia
- Histosols. Tanah yang
mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke bawah, paling tipis 40
cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah
tanah bog dan tanah gambut.
- Inceptisols. Merupakan jenis
tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi
tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm.
Jenis tanah ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brown
forest, glei humik dan glei humik rendah.
- Mollisols. Tanah yang
mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilyah stepa. Jenis tanah
yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brunizem, tanah
rendzina.
- Oxisols. Tanah yang memiliki
horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2 meter dari permukaan tanah.
Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah jenis tanah
laterik.
- Spodosols. Tanah yang
memiliki horizon spodik dan memiliki horizon eluviasi. Jenis tanah yang
ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah podsolik.
- Ultisols. Tanah yang
memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah (< 35%) yang
menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah berkembang
lanjut dibentangan lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan
jenis tanah ini adalah tanah laterik coklat-kemerahan dan tanah
podsolik merah- kuning.
- Vertisols. Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam keadaan kering dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah grumosol
- wikipedia.com
- http://www.irwantoshut.net/klasifikasi_jenis_tanah.html