Rabu, 26 September 2012

Menerapkan sikap ilmiah di lingkungan sekitar kita



 Bertanam Pare
Sore hari ketika aku selesai menyapu belakang rumah, aku menemukan sesuatu yang menarik. Ternyata yang kutemukan adalah bibit tanaman pare. Iseng-iseng aja aku foto pake kamera handphone. Bibit itu ternyata memang sengaja ditanam oleh ibuku. Katanya kemarin pas masak oseng-oseng pare, bijinya sengaja dibuang di belakang rumah. Karena ingin tahu, aku putuskan untuk mengamati pertumbuhan tanaman pare ini. He..he..he3..critanya kali ini aku mau share hasil pengamatanku di blog. Check it out……..
Ini gambar bibit pare pas aku temukan pertama kali. Kira-kira umurnya sekitar 5 – 7 hari (kata ibuku sih..)

bibit umur 1 minggu
 Karena keterbatasan peralatan, aku tidak bisa mengukur pH tanah, dan lain-lain yang berhubungan dengan medium tanam yang digunakan. Yang jelas tanah dibelakang rumahku ini berwarna coklat kehitaman, struktur tanahnya agak berpasir. Di sebelah bibit ini biasanya sering digunakan untuk membakar limbah rumah tangga alias sampah padat. Kebanyakan sampahnya berupa plastik, kertas, daun, dan sisa-sisa makanan.
bibit umur 2 minggu
Oke deh sambil menunggu bibit tanaman pare tumbuh besar… aku coba goggling info tentang tanaman pare.
Nama Latin         :  Momordica charantia L.
Nama umum
Indonesia            : Pare, paria
Inggris                : balsam-pear, bitter gourd
Melayu               : Peria
Vietnam              : muop dang, kho qua
Thailand              : mara, phakha, maha
Pilipina                : ampalaya, amargoso, paria, palia
Cina                    : ku gua, foo gwa

Klasifikasi
Kingdom            : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi        : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                  : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas           : Dilleniidae
Ordo                   : Violales
Famili                  :
Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus                  :
Momordica
Spesies                : Momordica charantia L.
Kandungan Kimia :
Daun pada tumbuhan ini mengandung zat-zat : zat pahit, minyak lemak, asam damar, protein, besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1 dan C


Akhirnya 2 bulan berlalu tanaman pare yang sudah kutunggu-tunggu sudah mulai tumbuh besar dan berbunga. Karena termasuk tanaman sulur (merambat), aku sengaja membuat jaring-jaring dari tali raffia untuk membantu perambatan sulur tanaman. 


Beberapa sudah mulai berbunga. Cantik banget….bunganya berwarna kuning (ceria).  

Oh ya…ada yang aneh dan membuatku bertanya-tanya. Tanaman ini tidak merambat ke tiang besi yang ada di sampingnya, tetapi dia mau merambat ke tali jemuran. Lucu ya….mungkin karena tiangnya dari besi jadi licin dan tidak mendukung perambatan sulur kali ya…

Tumbuhnya sampai ke atas-atas atap juga lho….ni gambarnya

Akhirnya berbuah juga…..


Senengnya lihat buah pare yang udah siap panen…
Dari pengamatanku pare berbuah kira-kira sekitar 3 - 6 hari setelah berbunga, dan sudah bisa panen tiap ± 3 minggu sekali.
Pare punya banyak manfaat yang baik buat kesehatan kita. Ni info yang aku dapat dari berbagai sumber.
Kandungan zat berkhasiat dalan pare : Dalam ekstrak daun pare mengandung alkohol. Ditemukan pula subtansi yang kemungkinan bersifat hipoglikemik (sebagai penurun kadar gula darah). Ditemukan pula Damar, asam damar, dan sedikit minyak lemak.
Buah pare bersifat mematikan cacing. Tanaman yang rasanya pahit ini mendinginkan, membersihkan darah (buah yang belum masak), anti radang, menambah nafsu makan, menurunkan panas, dan menyegarkan.

Manfaat Lain Tanaman Pare
a.     Dapat menyembuhkan penyakit kuning
b.     Memperlancar pencernaan
c.     Obat malaria
d.     Dapat menurunkan kadar gula
e.     Memperlambat virus HIV-Aids
f.      Dengan kandungan vitamin C 120ml/100 gram. Pare dapat berfungsi juga menjaga kecantikan kulit.
g.     Melawan sel kanker
h.     Mencegah kanker payudara

Selain buah pare, daun pare juga mempunyai manfaat yang tidak kalah dengan buahnya:
a.      Dapat menyembuhkan mencret pada bayi
b.      Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan
c.       Dapat menurunkan panas
d.      Dapat mengeluarkan cacing kremi
e.      Dapat menyembuhkan batuk
Walaupun pare memiliki khasiat yang luar biasa, sebaiknya jangan mengkonsumsi pare secara berlebihan, terutama bagi wanita hamil. Menurut penelitian pada sebuah percobaan terhadap tikus hamil, pemberian jus pare dapat menimbulkan keguguran. Sebaiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter Anda.

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan kali ini, antara lain:
·         Dari pengamatanku selama ini, aku menemukan permasalahan baru. Misalnya, mengapa sulur tanaman pare tidak merambat ke tiang besi yang berada di sampingnya atau berdekatan dengannya?
·         Mungkin bila ditindak lanjuti dengan penelitian akan lebih menarik lagi.
·         Belajar menerapkan sikap ilmiah tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Biasanya sesorang kesulitan dalam mencari permasalahan yang akan dibahas. Jadi mulailah dengan gejala-gejala yang sering kita temui di lingkungan sekitar dan selanjutnya akan lebih mudah jika kita bersungguh-sungguh mengerjakannya.

Sumber bahan yang ada aku ambil dari  :
Wikipedia.com

Terima kasih. Semoga bermanfaat.