Jumat, 21 Desember 2012

Cergam 2 - Tanding Bola

udah lama bgt g posting blog. kali ini q mau share cergam lagi. he hee3...masih belum sempurna sih tapi lumayan lah buat ngisi-ngisi blogq. ni q buat masih pake corel draw. Selamat menikmati..Semangat!!!


Minggu, 14 Oktober 2012

Jenis-jenis Tanah - Komponen Ekosistem

kali ini yang bakal aku share, tentang jenis-jenis tanah.
Jenis-jenis tanah di negara kita sangat beraneka ragam, diantaranya tanah vulkanik, tanah humus, tanah kapur, tanah berpasir dan lain-lain.
Dalam mempelajari keseimbangan ekosistem, kita harus mengetahui komponen-komponen ekosistem yang ada di dalamnya. misalnya komponen biotik (komponen hidup) terdiri atas tumbuhan dan hewan. Selain itu komponen abiotik (komponen tak hidup) juga berpengaruh dalam keseimbangan ekosistem. seperti yang kita ketahui ekosistem adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik.
Tanah juga merupakan salah satu komponen abiotik, berikut ini penjelasannya:

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Pada awalnya jenis tanah dikalsifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu :
  • Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi,
  • Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa faktor lokal terutama bahan induk dan relief,
  • Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan profil dan dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah.
Kemudian dalam perkembangannya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan sifat tanah (taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh USDA (United State Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang dikenal dengantujuh pendekatan dan sejak tahun 1975 dikenal dengan nama taksonomi tanah. Sistem ini bersifat alami berdasarkan karakteristik tanah yang teramati dan terukur yang dipengaruhi oleh proses genesis. Berdasarkan ada tidaknya horizon penciri dan sifat penciri lainnya maka dalam taksonomi tanah dibedakan atas enam kategori yakni ordo, subordo, greatgroup, subgroup, family dan seri. Pada edisi Taksonomi tanah tahun 1998 terdapat 12 ordo jenis tanah. Keduabelas ordo tersebut adalah Alfisols, Andisols, Aridisols, Entisols, Gelisols, Histosols, Inceptisols, Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam Vertisols.
  1. Alfisols. Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik merah kuning dan planosols.
  2. Andisols. Merupakan jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai sifat andik. Tanah yang ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah andosol.
  3. Aridisol.  Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau tanah yang rgim kelengasan tanahnya kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah coklat (kemerahan) dan tanah arida (merah).
  4. Entisols. Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon dan terjadi pada bahan aluvian yang muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah aluvial, regosol dn tanah glei humus rendah.
  5. Gelisols. Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis ini tidak dijumpai di Indonesia
  6. Histosols. Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke bawah, paling tipis 40 cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah bog dan tanah gambut.
  7. Inceptisols. Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm. Jenis tanah ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brown forest, glei humik dan glei humik rendah.
  8. Mollisols. Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilyah stepa. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brunizem, tanah rendzina.
  9. Oxisols. Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2 meter dari permukaan tanah. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah jenis tanah laterik.
  10. Spodosols. Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki horizon eluviasi. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah podsolik.
  11. Ultisols. Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah (< 35%) yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah berkembang lanjut dibentangan lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah laterik coklat-kemerahan dan tanah podsolik merah- kuning.
  12. Vertisols. Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam keadaan kering dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah grumosol
 credit by :
  • wikipedia.com
  •  http://www.irwantoshut.net/klasifikasi_jenis_tanah.html

Rabu, 26 September 2012

Menerapkan sikap ilmiah di lingkungan sekitar kita



 Bertanam Pare
Sore hari ketika aku selesai menyapu belakang rumah, aku menemukan sesuatu yang menarik. Ternyata yang kutemukan adalah bibit tanaman pare. Iseng-iseng aja aku foto pake kamera handphone. Bibit itu ternyata memang sengaja ditanam oleh ibuku. Katanya kemarin pas masak oseng-oseng pare, bijinya sengaja dibuang di belakang rumah. Karena ingin tahu, aku putuskan untuk mengamati pertumbuhan tanaman pare ini. He..he..he3..critanya kali ini aku mau share hasil pengamatanku di blog. Check it out……..
Ini gambar bibit pare pas aku temukan pertama kali. Kira-kira umurnya sekitar 5 – 7 hari (kata ibuku sih..)

bibit umur 1 minggu
 Karena keterbatasan peralatan, aku tidak bisa mengukur pH tanah, dan lain-lain yang berhubungan dengan medium tanam yang digunakan. Yang jelas tanah dibelakang rumahku ini berwarna coklat kehitaman, struktur tanahnya agak berpasir. Di sebelah bibit ini biasanya sering digunakan untuk membakar limbah rumah tangga alias sampah padat. Kebanyakan sampahnya berupa plastik, kertas, daun, dan sisa-sisa makanan.
bibit umur 2 minggu
Oke deh sambil menunggu bibit tanaman pare tumbuh besar… aku coba goggling info tentang tanaman pare.
Nama Latin         :  Momordica charantia L.
Nama umum
Indonesia            : Pare, paria
Inggris                : balsam-pear, bitter gourd
Melayu               : Peria
Vietnam              : muop dang, kho qua
Thailand              : mara, phakha, maha
Pilipina                : ampalaya, amargoso, paria, palia
Cina                    : ku gua, foo gwa

Klasifikasi
Kingdom            : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi        : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                  : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas           : Dilleniidae
Ordo                   : Violales
Famili                  :
Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus                  :
Momordica
Spesies                : Momordica charantia L.
Kandungan Kimia :
Daun pada tumbuhan ini mengandung zat-zat : zat pahit, minyak lemak, asam damar, protein, besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1 dan C


Akhirnya 2 bulan berlalu tanaman pare yang sudah kutunggu-tunggu sudah mulai tumbuh besar dan berbunga. Karena termasuk tanaman sulur (merambat), aku sengaja membuat jaring-jaring dari tali raffia untuk membantu perambatan sulur tanaman. 


Beberapa sudah mulai berbunga. Cantik banget….bunganya berwarna kuning (ceria).  

Oh ya…ada yang aneh dan membuatku bertanya-tanya. Tanaman ini tidak merambat ke tiang besi yang ada di sampingnya, tetapi dia mau merambat ke tali jemuran. Lucu ya….mungkin karena tiangnya dari besi jadi licin dan tidak mendukung perambatan sulur kali ya…

Tumbuhnya sampai ke atas-atas atap juga lho….ni gambarnya

Akhirnya berbuah juga…..


Senengnya lihat buah pare yang udah siap panen…
Dari pengamatanku pare berbuah kira-kira sekitar 3 - 6 hari setelah berbunga, dan sudah bisa panen tiap ± 3 minggu sekali.
Pare punya banyak manfaat yang baik buat kesehatan kita. Ni info yang aku dapat dari berbagai sumber.
Kandungan zat berkhasiat dalan pare : Dalam ekstrak daun pare mengandung alkohol. Ditemukan pula subtansi yang kemungkinan bersifat hipoglikemik (sebagai penurun kadar gula darah). Ditemukan pula Damar, asam damar, dan sedikit minyak lemak.
Buah pare bersifat mematikan cacing. Tanaman yang rasanya pahit ini mendinginkan, membersihkan darah (buah yang belum masak), anti radang, menambah nafsu makan, menurunkan panas, dan menyegarkan.

Manfaat Lain Tanaman Pare
a.     Dapat menyembuhkan penyakit kuning
b.     Memperlancar pencernaan
c.     Obat malaria
d.     Dapat menurunkan kadar gula
e.     Memperlambat virus HIV-Aids
f.      Dengan kandungan vitamin C 120ml/100 gram. Pare dapat berfungsi juga menjaga kecantikan kulit.
g.     Melawan sel kanker
h.     Mencegah kanker payudara

Selain buah pare, daun pare juga mempunyai manfaat yang tidak kalah dengan buahnya:
a.      Dapat menyembuhkan mencret pada bayi
b.      Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan
c.       Dapat menurunkan panas
d.      Dapat mengeluarkan cacing kremi
e.      Dapat menyembuhkan batuk
Walaupun pare memiliki khasiat yang luar biasa, sebaiknya jangan mengkonsumsi pare secara berlebihan, terutama bagi wanita hamil. Menurut penelitian pada sebuah percobaan terhadap tikus hamil, pemberian jus pare dapat menimbulkan keguguran. Sebaiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter Anda.

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan kali ini, antara lain:
·         Dari pengamatanku selama ini, aku menemukan permasalahan baru. Misalnya, mengapa sulur tanaman pare tidak merambat ke tiang besi yang berada di sampingnya atau berdekatan dengannya?
·         Mungkin bila ditindak lanjuti dengan penelitian akan lebih menarik lagi.
·         Belajar menerapkan sikap ilmiah tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Biasanya sesorang kesulitan dalam mencari permasalahan yang akan dibahas. Jadi mulailah dengan gejala-gejala yang sering kita temui di lingkungan sekitar dan selanjutnya akan lebih mudah jika kita bersungguh-sungguh mengerjakannya.

Sumber bahan yang ada aku ambil dari  :
Wikipedia.com

Terima kasih. Semoga bermanfaat.